Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa VOC, Hindia Belanda, Inggris, Hingga Jepang - Diluar Sekolah

Selasa, 24 November 2015

Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa VOC, Hindia Belanda, Inggris, Hingga Jepang

Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa VOC, Hindia Belanda, Inggris, Hingga Jepang

Kekuasaan VOC( Kompeni Belanda di Indonesia)

Pada tahun 1596 Ekspedisi Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtmantiba di Indonesia dengan 4 buah kapalnya yaitu di daerah Banten.Kemudian pelayaran dilanjudkan ke timur menuju Maluku. Dengan keberhasilan Cornelis de Houtman memperoleh rempah-rempah diMaluku menyebabkan banyak pedagang- pedagang Belanda lain yang datang ke Maluku.Diantara mereka sendiri terjadi persaingan.Karena itu dibentuklah kongsi dagang VOC 1602 (Persekutuan maskapai pedagang Hindia Belanda)

Tujuan dibentuknya VOC:
1) Menghindari persaingan antara sesama pedagang Belanda sendiri
2) Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa di Asia
3) Membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol

Politik perdagangan VOC

1. Contingenten: Kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi
2. Verplichte Leverentie : Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang ditetapkan oleh VOC
3. Ekstirvasi: Hak untuk menebang tanaman yang berlebih produksinya yang berakibat turunnya harga
4. Pelayaran Hongi : Pelayaran dengan perahu perang dengan tujuan mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC.


Hak-hak istimewa VOC (Oktroi)
1. Hak untuk berperang dan menjajah.
2. Hak untuk mengangkat pegawai -pegawainya
3. Hak untuk mencetak dan mengedarkan uang
4. Hak untuk memberi pengadilan.
5. Hak untuk memonopoli perdagangan.

Kemunduran VOC:
1. Gencarnya persaingan dari bangsa Prancis dan Portugis.
2. Korupsi dalam tubuh VOC
3. Maraknya perdagangan gelap dijalur monopoli VOC.
4. Pemilihan pegawai kurang bagus
5. Sitem keuangan yang sangat buruk
6. Perselisihan pegawai VOC dengan penduduk setempat
7. Besarnya anggaran Belanda VOC tidak sebanding dengan pemasukan.
8. Kosongnya kas VOC.

Voc Dibubarkan tahun 1799.
Dengan dibubarkannya VOC, kekuasaan diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda.Belanda pada waktu itu dikuasai oleh Prancis. Napoleon Bonaparte kaisar Prancis saat itu menunjuk Louis Napoleon menjadi raja di Kerajaan Holland. Louis Napoleon menunjuk Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jendral Belanda di Indonesia dengan tugas utamanya mempertahankan pulau Jawa dari serangan pasukan Inggris.

Pemerintahan Daendels di Indonesia (1808-1811)

Dimasa pemerintahanya Herman Willem Daendels melakukan kebijakan- kebijakan diantaranya:

Dibidang pemerintahan:
  • Pulau Jawa di bagi 9 prefektuur dan 31 kabupaten, dan di kepalai seorang residen (Prefek) yang langsung di bawah pemerintahan wali negara. Setiap Residen membawahi beberapa Bupati
  • Para bupati dijadikan pegawai
  • Pemerintah Membentuk sekretariat Negara(Algemene secretarie)
Bidang militer dan pertahanan

Deandels mengambil langkah-langkah

  •  Membangun jalan antara Anyer(Jabar)-Panarukan(Jatim)
  •  Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20000
  •  Membangun pabrik senjata di Gresik dan semarang
  •  Membangun pangkalan angkatan laut diujung kulon dan di Surabaya
  •  Membangun benteng-benteng pertahanan
  •  Meningkatkan kesejahteraan prajurit 



Bidang ekonomi dan keuangan
  • Membentuk dewan pengawas Keuangan Negara (algemene Rekenkaer)dan dilakukan Mengeluarkan uang kertas
  • Memperbaiki gaji pegawai
  • Pajak in nature (contingenten)dan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie)yang di terapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan bahkan diperberat
  • Mengadakan monopoli perdagangan beras
  • Mengadakan pinjaman paksa pada orang-orang yang dianggap mampu,bagi yang menolak dikenakan hukuman
  • Penjualan tanah kepada pihak swasta.
  • Mengadakan Preanger Stelsel

Bidang Sosial
  • Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja RODI.
  • Perbudakan dibiarkan berkembang
  • Menghapuskan upacara penghormatan kepada Residen,Sunan/Sultan

Akhir Kekuasaan Herman W.Daendels

1. Sikapnya yang otoriter terhadap raja-raja Banten,Yogyakarta,dan Cirebon menimbulkan pertentangan dan perlawanan.
2. Penyelewengan dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta
3. Keburukan dalam bidang Administrasi pemerintahan.


Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia

Latar Belakang Kedatangan Inggris ke Indonesia
• Continental Stelsel,yang di terapkan oleh Napoleon di Eropa (1806) dengan memblokade perdagangan Inggris di Eropa daratan (continental ).Inggris yang tumbuh menjadi negara industri besar membutuhkan daerah pasaran yang luas.Oleh karena itu india dan nusantara akan dijadikan tempat pemasaran barang barang di inggris.

• Nusantara yang praktis dikuasai perancis (Belanda-Prancis) merupakan bahaya laten bagi kekuasaan inggris di Asia.

• Pada pertengahan tahun 1811 armada Inggris dibawah Jendral Auchmuty mendarat di Pulau Jawa yaitu di Batavia. Tentara Belanda tidak mampu menghadapi tentara Inggris sehingga mereka mundur ke Semarang.

• Tetapi akhirnya Belanda menyerah di sebuah Desa di wilayah Semarang yaitu di Desa Tuntang. Setelah Belanda menyerah kepada Inggris maka Belanda harus menandatangani Kapitulasi Tuntang,yang ditanda tangani pada tanggal 18-9-1811 oleh Jendral Auchmuty (inggris) dan Janssens (Belanda)

Isi dari kapitulasi tuntang adalah:
  • Seluruh Jawa dan Sekitarnya di serahkan kepada Inggris
  • Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
  • Semua tentara Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus
  • Semua utang Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.

Sejak itu Indonesia dikuasai oleh Inggris. Sebagai Gubernur Jendral Inggris di Indonesia diangkat Thomas Stamford Raffles (1811 – 1816). Tugas Raffles di Indonesia adalah mengatur pemerintahan dan peningkatan perdagangan. .

Kebijakan Pemerintahan Raffles


  • Pulau Jawa dibagi atas 16 keresidenan.Setiap keresidenan dibagi menjadi beberapa distrik dan setiap distrik terdapat beberapa divisi yg merupakan kumpulan desa
  • mengubah sistem pemerintahan yg mulanya di lakukan oleh pemerintahan penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat
  • Bupati atau penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun temurun,
  • Menerapkan sistem landrant (sistem sewa tanah)
  • Menghapuskan perbudakan

Berakhirnya kekuasaan Raffles di Indonesia
Ditandai dengan adanya convention of london pada 1814 yang ditandatangani di london oleh wakil- wakil Belanda dan Inggris yang isinya

Nusantara dikembalikan kepada Belanda
Jajahan Belanda seperti Sailan tetap di tangan inggris

Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh inggris,sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya

Raffles kemudian diangkat menjadi gubernur di Bengkulu yang meliputi wilayah Bangka dan Belitung.Karena pemerintahan Raffles berada diantara dua masa penjajahan belanda,maka masa pemerintahan inggris itu disebut juga sebagai masa sisipan (masa Interregnum) .


Pemerintahan Kolonial Belanda

Setelah Konvensi London Wilayah Indonesia kembali dikuasai oleh pemerintah Kolonial Belanda. Untuk itu diutuslah tiga orang komisaris jendral yaitu Van Der Capellen,Elout dan Buyiskes (1816).Tugas dari komisaris ini adalah untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan perekonomian yang bertujuan untuk menutupi utang –utang Belanda yang banyak. Tantangan yang dihadapai oleh komisaris jendral

Kebijakan yang di lakukan Vander Capellen adalah dengan menyewakan tanah kepada pedagang Eropa.Kemudian pemerintah kolonial dipimpin oleh Van Den bosch dengan menerapkan sistem tanam paksa.Sistem ini sangat besar untungnya bagi Belanda, sedangkan rakyat Indonesia semakin menderita.

Dengan kemenangan kelompok liberal di Parlemen Belanda, maka sistem tanam paksa di hapuskan. Dan yang berkembang selanjudnya adalah Politik Etis ini merupakan ide dari Vandeventer. Hal ini didukung oleh Douwes Dekker ( Multatuli) dia menulis buku yang berjudul Max Havelaar.

Reaksi rakyat Indonesia terhadap Penjajahan Belanda sebagai berikut:

1) Perlawanan Sultan Baabullah (Ternate)
2) Sultan Agung (Mataram)
3) Sultan Hasanuddin (Makassar)
4) Perang Padri (1821-1837)
5) Perang Diponegoro(1825-1830)
6) Perang Aceh (1873-1904) dll.

Zaman Pendudukan Jepang diIndonesia

1. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia

Pana tanggal 8 Desember 1941 terjadi perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang,Hal ini merupakan ancaman bagi Belanda di Indonesia.Maka Belanda memutuskan untuk perang melawan Jepang.Belanda dengan sekutunya yang tergabung kedalam front ABCD dengan Jendral Wavel sebagai panglimanya yang berkedudukan diBandung,Akhirnya Asia Tenggara jatuh ketangan Jepang. Daerah- daerah yang berhasil di kuasai Jepang diantaranya Indochina, Muangthai,Birma, Malaysia,Fhilipina dan Indonesia.

Masuknya Jepang ke Indonesia diawali dengan menduduki daerah Tarakan (10 Januari 1942),kemudian Minahasa, Sulawesi, Balikpapan dan Ambon. Pada bulan Februari 1942 Jepang menduduki Pontianak,Makassar,Banjarmasin,Palembang dan Bali. Kemudian Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di Banten,Indramayu,Kragan dan Tuban.Selanjutnya menyerang Belanda di Batavia (5 Maret 1942),Bandung (8 Maret 1942) akhirnya pasukan Belanda menyerah kepada Panglima tentara Jepang Imamura di Kali Jati (Subang,8 Maret 1942).Sejak saat itu wilyah Indonesia jatuh ketangan Jepang

2. Penjajahan Jepang di Indonesia.

Dalam menjalankan pemerintahanya di Indonesia, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan yaitu angkatan Darat (Rikugun) dan Angkatan laun(Rikugun).

Wilayah Indonesia dibagi atas 3 wilayah kekuasaan yaitu :
1) Pemerintahan militer Angkatan Darat (tentara ke-25) untuk Sumatera dan Semenanjung Melayu dengan pusatnya di Bukittinggi.

2) Pemarintahan militer AD (tentara ke-16)Untuk wilayah Jawa dan Madura dengan pusatnya di Batavia

3) Pemarintahan militer AL (Armada Selatan ke-2) untuk wilayah Kalimantan, Sulawesi,Nusatenggra,Maluku dan Irian Barat dengan pusatnya di Makasar.



3. Organisasi Bentukan Jepang

a) Gerakan Tiga A (Nippon Cahaya Asia,Nippon,Pemimpin Asia dan Nippon Pelindung Asia)
Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Tahun 1943 gerakan ini dibubarkan dan diganti dengan Putera.

b) Putera (1943)
Dipimpin oleh 4 serangkai yaitu: Bung Karno,Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kiyai Haji Mas Mansyur.

c) PETA

Dalam PETA pera pemuda-pemuda Indonesia mendapat latihan militer dari pasukan Jepang.

Tokoh-tokoh nasionalis yang pernah menjadi pemimipin PETA adalah Jendral Sudirman dan Jendral A.H. Nasution. Pada tahun 1944 PETA di bubarkan kerena dianggab membahayakan kedudukan Jepang di wilayah Indonesia. Kemudian dibentuk Jawa Hokokai yang dipimpin oleh komando militer Jepang sendiri.

d) Jawa Hokokai(1 Januari 1944)

Jawa Hokokai bertugas mengumpulkan dana bagi keperluan perang melawan sekutu

e) Romukyoku/Romusa (Serdadu kerja)
Jepang memeras tenaga bangsa Indonesia untuk dipekerjakan di proyek-proyek, seperti pembangunan Jalan, jembatan,pelabuhan dan lapangan udara.

f) Keibondan yaitu barisan pembantu polisi dalam menjaga keamanan desa yang lahirnya bersamaan dengan seinendan

g) Heiho Prajurit Indonesia yang ditempatkan dalam organisasi militer Jepang.

h) Seinendan yaitu barisan pemuda yang dibentuk 29 April 1943.
Tujuannya untuk melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah Air dengan menggunakan kekuatan sendiri

4. Perlawanan rakyat terhadap Jepang

1. Aceh. Didaerah Cot Plieng, Lhok Seumawe dibawah Pimpinan tengku Abdul Jalil, namun dapat digagalkan. Pada tahun 1944 terjadi pemberontakan diMeureu yang dipimpin oleh Teuku Hamid namun dapat di kalahkan oleh Jepang.

2. Karang Ampel, Kab Indramayu (1943) dipimpin oleh H. Madrian, akhirnya dapat di padamkan oleh Jepang.

3. Sukamanah,Kab Tasikmalaya(1943) dipimpin oleh H. Zainal Mustafa. Kaki tangna Jepang dibasmi dan dibalas kembali oleh Jepang dengan pembunuhan Massal.

4. Blitar 14 Februari 1945.
Dilakukan pemberontakan oleh PETA yang dipimpin oleh Supriadi, dibantu oleh dr. Ismail,Mudari dan Suwondo.Orang Jepang yang ada di Blitar di bunuh. Jepang melakukan tipu muslihat dengan mengajak para pemberontak menyerah dan menjanjikan mereka akan dilindungi dan dipenuhi segala tuntutannya. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Bagi mereka yang menyerah disiksa dan dihukum mati.

Dampak pendudukan Jepang bagi Bangsa Indonesia.

Dampak Positif Pendudukan Jepang
Tidakbanyak yang mengetahui tentang dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia.Dampak positif yang dimaksud, antara lain sebagai berikut:

  • Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
  • Jepang mendukung semangat anti-Belanda, sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan nama Batavia menjadi Jakarta.
  • Untukmendapatkan dukungan rakyat Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasionalIndonesia seperti Sukarno dengan harapan agar Sukarno mau membantu Jepangmemobilisasi rakyat Indonesia. Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi parapemimpin nasional Indonesia dan memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
  • Dalambidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untukkepentingan bersama.
  • Mendirikansekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA.
  • Pembentukanstrata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atauTonarigumi.
  • Diperkenalkansuatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan bercocoktanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.
  • DibentuknyaBPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullahide Pancasila.
  • Jepangdengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demikepentingan Jepang pada awalnya. Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modaluntuk berperang yang dikemudian hari digunakan untuk menghadapi kembalinyapemerintah kolonial Belanda.
  • Dalampendidikan dikenalkannya sistem Nippon-sentris dan diperkenalkannya kegiatanupacara dalam sekolah
DampakNegatif Pendudukan Jepang

Selaindampak positif di atas, pendudukan Jepang juga membawa dampak negatif yang luarbiasa, antara lain:



  • Penghapusansemua organisasi politik dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yangsebenarnya banyak diantaranya yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,sosial, ekonomi, dan kesejahteraan warga.
  • Romusha,mobilisasi rakyat Indonesia (terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalamkondisi yang tidak manusiawi.
  • Ekploitasisegala sumber daya seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentinganperang. Akibatnya beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepangsehingga banyak rakyat yang menderita kelaparan.
  • Krisisekonomi yang sangat parah. Hal ini karena dicetaknya uang pendudukan secarabesar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.
  • Kebijakanself sufficiency (kawasan mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubunganekonomi antar daerah.
  • Kebijakanfasis pemerintah militer Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen dikalangan rakyat sehingga menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebasmelanggar hak asasi manusia dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukummati siapa saja yang dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepangtanpa proses pengadilan.
  • Pembatasanpers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya di bawah pengawasanJepang.
  • Terjadinyakekacauan situasi dan kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan,pemerkosaan dan lain-lain.
  • Pelaranganterhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikanyang lebih tinggi terasa mustahil.
  • Banyakguru yang dipekerjakan sebagai pejabat pada masa itu sehingga menyebabkankemunduran standar pendidikan secara tajam.

Share with your friends